Sabtu, 08 Mei 2010

Pesawat Latih STPI Curug Tabrak Motor, Dua Tewas

Pesawat Latih STPI Curug Tabrak Motor, Dua Tewas


TANGERANG - Insiden kecelakaan pesawat kembali terjadi di tanah air. Pesawat latih jenis Tobago 10 dengan register PK-AGU milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug menabrak sepeda motor kemarin pagi (19/4). Insiden tersebut terjadi saat pesawat akan lepas landas (take off) di Runway 30 Bandara Budiarto di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.

Akibat tabrakan tersebut, dua pengendara sepeda motor tewas seketika di lokasi. Yopi Hermawan, 17, siswa kelas I SMK Bhakti Anindya, dan Azzumar, 22, warga Kampung Rau Timur, Kecamatan Cimencang, Serang, meninggal dengan luka di kepala.

Kondisi dua kru pesawat kritis. Mereka terluka serius akibat terimpit badan pesawat. Instruktur pilot Teja Ariputra, 23, dan siswa STPI bernama Sephazka Abdillah, 19, dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Hospital, Lippo Karawaci, Tangerang, untuk dirawat. Mereka menjalani operasi di lantai III karena terluka di kepala dan kaki akibat benturan.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, jenazah korban yang tersambar sayap kiri pesawat itu dievakuasi ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang untuk diotopsi.

Akibat tabrakan itu, pesawat terguling hingga terempas keluar dari runway. Pesawat rusak berat dan kini telah ditarik ke hanggar STPI. Kerusakan terparah terjadi di bagian depan. Mesin dan badan pesawat terpisah. Tempat duduk instruktur dan siswa penyok.

Ketua STPI Curug Darwis Amin mengungkapkan, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 08.30. ''Saat pesawat latih buatan Prancis 2003 itu hendak take off lagi setelah landing, sayap kiri menyambar pengendara motor yang melintas di runway,'' kata Darwis kepada IndoPos (Jawa Pos Group) kemarin.

Menurut Darwis, motor Honda Vario nopol B 3924 MDQ yang dikendarai Yopi Hermawan dan Azzumar terpental dari runway ke rumput. Sedangkan pesawat kehilangan kendali hingga terguling sekitar 100 meter. ''Pesawat juga keluar dari jalur runway setelah terbalik,'' ujarnya.

Darwis menyesalkan insiden tersebut. STPI Curug, kata dia, sudah lama mengeluhkan banyaknya warga dan para pengendara sepeda motor yang lalu lalang di areal runway bandara. ''Kami sudah meminta pengelola bandara menertibkannya karena area bandara merupakan wilayah terbatas yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Hal ini diatur dalam undang-undang tentang penerbangan,'' terang Darwis.

Selain STPI Curug, bandara itu sebetulnya digunakan oleh institusi lain. Misalnya, Nusa Flying School, Fly Training, dan Badan Kalibrasi Penerbangan.

Darwis menjelaskan, Teja Ariputra merupakan alumnus angkatan 59. Warga Taman Asri Blok H2 No 1, Ciledug, Tangerang, itu memang ditugasi melatih siswa membawa pesawat. Dia telah memenuhi beberapa persyaratan sebagai instruktur. Sementara itu, Sephazka Abdillah adalah siswa semester III jurusan penerbangan yang tinggal di Graha Parung Blok B No 9, Parung Panjang, Bogor.

Capt Toos dan Sulaiman Dayan Asmana, petugas investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, kini pihaknya mengumpulkan data untuk mengetahui penyebab kecelakaan. ''Kami masih mencari tahu mengapa kendaraan bisa masuk jalur runway,'' ujar Capt Toos di lokasi kejadian.

Menurut dia, KNKT memang mendengar bahwa warga kerap masuk ke areal runway. Meski pihak pengelola bandara sudah beberapa kali menutup tembok jalur masuk runway, warga sering merusak dan memasuki lagi.

Agus Santosa, kepala Bandara Budiarto, tidak berhasil dikonfirmasi. ''Bapak tidak ada di tempat, sedang rapat bersama STPI membahas kejadian di runway,'' ujar staf Agus.

Suasana duka justru terlihat di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang. Rekan-rekan Yopi Hermawan tidak bisa menahan air mata ketika melihat jenazah.

Udin Samsudin, 42, kakak ipar Yopi, menuturkan bahwa malam sebelum kecelakaan itu Yopi menginap di rumahnya, Jalan Raya PLP Curug, Kampung Candu, Desa Serdang Wetan, Tangerang. ''Saya kaget karena tadi pagi (kemarin pagi) dia pamit pulang ke rumah dan siang ke sekolah,'' ujarnya.

Menurut Samsudin, keluarga menyesalkan pihak STPI yang kurang bertanggung jawab dalam kecelakaan tersebut. ''Tidak ada dari mereka yang datang. Hanya membawa jenazah dan pergi meninggalkan rumah sakit,'' katanya.

Dia mengakui bahwa Yopi salah masuk landasan pacu Bandara Budiarto, Curug. Namun, dia mempertanyakan mengapa tidak ada petugas yang melarangnya masuk. ''Itu kan daerah larangan, bukan jalan umum. Kenapa bisa masuk runway?'' tanya Samsudin. (sumber: Jawa pos.com)

Kutipan dalam buku ku kira kau obat ternyata patah hati terhebat

Bukan kamu yang menyakitiku, Aku terluka oleh ekspektasiku sendiri, Karena aku terlalu mempercayai kamu, Sekarang aku sedang menanggung akib...